Perbedaan Antara Berwujud dan Tidak Berwujud

Berwujud vs tidak berwujud

Dalam akuntansi, penting untuk memahami perbedaan antara aset tidak berwujud dan berwujud. Ini sangat penting karena stabilitas perusahaan dapat didasarkan pada aset-aset ini. Memahami aset tak berwujud dan berwujud adalah penting karena dapat melacak properti perusahaan.

Salah satu perbedaan utama antara aset berwujud dan aset tidak berwujud adalah bahwa aset berwujud dapat dilihat dan dirasakan sementara aset tidak berwujud tidak bisa. Contoh dari aset berwujud adalah komputer. Contoh aset tidak berwujud adalah informasi. Ini adalah bagian yang sangat penting dari sebuah perusahaan. Inilah sebabnya seorang akuntan harus tahu perbedaan antara keduanya. Ada saat-saat bahwa variabilitas aset tidak berwujud lebih tinggi daripada aset berwujud. Ini memiliki efek signifikan pada perbedaan nilai buku dan pasar aset perusahaan.

Berikut adalah perbedaan antara aset tidak berwujud dan berwujud dan bagaimana keduanya menguntungkan perusahaan secara berbeda:

Salah satu jenis aset berwujud adalah aset jangka panjang. Perusahaan memiliki aset yang ingin mereka simpan untuk jangka waktu yang lama. Aset-aset ini bersifat fisik, artinya, mereka dapat disentuh, dilihat, dan dirasakan. Jenis aset berwujud ini disebut aset jangka panjang. Tanah, bangunan, dan peralatan lainnya adalah beberapa contoh aset yang paling umum. Setelah jangka waktu yang lama, aset-aset ini akan disusutkan oleh akuntan perusahaan. Semua aset berwujud jangka panjang ini akan disusutkan kecuali tanah. Setelah jangka waktu yang lama, aset ini tidak akan memiliki nilai aslinya saat pertama kali dibeli. Menjadi nyata dan disimpan untuk waktu yang lama dapat memengaruhi nilai aset.

Intangibilitas adalah faktor lain yang mempengaruhi nilai pasar suatu aset. Aset tidak berwujud secara harfiah tidak memiliki bentuk fisik. Meskipun tidak memiliki bentuk fisik, nilai yang dimilikinya untuk perusahaan masih sangat tinggi. Informasi, logo, kontrak, dan paten adalah beberapa contoh aset tidak berwujud. Karena aset-aset ini tidak memiliki bentuk fisik, seperti tanah dan bangunan, sangat sulit untuk melikuidasi aset-aset ini sehingga sulit untuk memberikannya nilai yang tepat. Salah satu cara terbaik untuk memberi nilai pada aset tidak berwujud adalah dengan menentukan seperti apa perusahaan itu tanpa aset tidak berwujud itu. Dengan faktor ini, pemilik aset ini dapat mengeksploitasinya dengan harga yang jauh lebih tinggi dari yang seharusnya. Ini bisa menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang atau menghancurkan mereka pada akhirnya.

RINGKASAN:

1. Aset berwujud memiliki bentuk fisik; mereka benar-benar dapat dilihat dan dirasakan. Namun, aset tidak berwujud tidak memiliki bentuk fisik.

2. Aset tidak berwujud dapat dilikuidasi melalui penentuan apa yang akan dilakukan perusahaan tanpa itu, sementara aset berwujud dilikuidasi oleh akuntan perusahaan.

3. Aset tidak berwujud mungkin memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan aset berwujud karena aset tidak berwujud sulit untuk dilikuidasi dan dapat dengan mudah dieksploitasi oleh pemilik dengan harga yang jauh lebih tinggi.